Oktober, tahun pertama

Tatap yang pertama.
Tak ada yang aneh. Kau hanya seorang siswa biasa yang ditakdirkan sekelas denganku. Aku ingat beberapa waktu lalu, kelas yang begitu riuh seketika hening saat ibu guru masuk bersamaan dengan engkau yang berjalan dibelakangnya. Seisi kelas menatapmu dengan berbagai tatapan yang aku tak tahu maknanya. Sedang aku lebih memilih menatap barisan prosa yang termaktub dalam kitabku.
Oktober ini telah menambah setahun lagi usiaku. Tak ada yang istimewa. Semua kulalui layaknya hari-hari biasa. Hingga akhirnya tegurmu membawaku menuju dimensi lain. Nada suara itu seperti petasan yang meletup bergantian dalam dada. Tatapan itu membuatku lemah tak berdaya seketika. Aku tahu, saat itu adalah tatapmu yang lebih dulu berbicara dan ketika itu pula semua tembok yang kubangun bagi siapapun selama ini, runtuh seketika.
Tak butuh waktu lama bagimu untuk menggenggam hatiku. Menjadikan ia hak milikmu untuk kau rawat, atau kau hancurkan perlahan. Aku tak peduli. Yang aku tahu, aku kini milikmu dan kau menjadi kado terindah untuk tahunku yang baru.

Komentar